Seperti awan mendung, ada kalanya kau bermuram durja karena duka. Seumpama gerimis yang membasahi bumi kering kerontang, ada kalanya kau meneteskan air mata kesedihan membasahi kegersangan hati.
Laksana ombak yang menghempas badai, ada kalanya hatimu berderu-deru dihempas perasaan galau.
Begitulah kehidupan sejatinya. Dia dinamis pertanda ada kehidupan disana. Masalah dan problematika adalah melodinya. Seperti hujan yang sedang mengguyur bumi gersang.
Jika kau bersedih hati, maka curahkanah sehabis-habisnya. Dan doa akan menjadi pelipur lara. Sekiranya kau ingin menangis, maka menangislah sepuas hati. Karena itu manusiawi.
Jika kau marah, sedih, kecewa, maka lampiaskanlah dalam munajat dan doa-doamu.
Jika kau sudah merasa lemah tak berdaya, maka segeralah bersimpuh bersujud di hadapan-Nya.
Peluklah dia sedekat-dekatnya.
Seumpama hujan yang telah mereda, matahari kembali bersinar. Bila sudah terasa lega kehimpitan yang menyesakkan di dada.
Bila sudah terasa longgar derita beban yang dirasa.
Bila sudah ringan semua masalah dan problematika.
Maka tersenyumlah secerah mentari pagi.
Berbahagialah....
Jangan biarkan kesedihan merenggut kebahagianmu.
Karena engkau pantas hidup bahagia.
Tak ada satu pun yang bisa membuatmu berduka, kaarena Tuhan begitu sangat menyayangimu.
sumber : Ust.DR.H. Miftahur Rahman El-Banjary, MA
0 komentar:
Posting Komentar